Wartapolitan || CIMAHI – Kondisi armada Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Cimahi yang dinilai kurang layak operasional memunculkan pertanyaan lebih luas apakah sekadar mengganti kendaraan bisa menjadi solusi utama?
Dari 13 unit armada Damkar yang dimiliki, hanya tiga unit yang masih layak digunakan menurut penilaian Dinas Perhubungan.
Ini berarti sekitar 70% armada berada di bawah standar operasional.
Namun, di luar isu kendaraan, ada masalah lain yang lebih krusial—kurangnya jumlah personel yang jauh dari angka ideal.
Menurut Ahmad Suparlan, Kabid Damkar Kota Cimahi, berdasarkan standar Kementerian Dalam Negeri, idealnya Cimahi dengan populasi 600 ribu jiwa membutuhkan minimal 120 personel Damkar. Saat ini, jumlahnya hanya 60 orang—setengah dari kebutuhan minimal.
"Tanpa personel yang cukup, bahkan jika armada diperbarui, efektivitas pemadaman tetap tidak optimal. Kami butuh solusi menyeluruh, bukan hanya peremajaan kendaraan," tegasnya.
Sebagai kota dengan kepadatan tinggi dan kawasan industri yang rawan kebakaran, Cimahi menghadapi tantangan besar dalam hal kesiapsiagaan bencana.
Selain itu, pelatihan intensif bagi petugas serta sistem respons darurat yang lebih cepat juga menjadi faktor penentu dalam penanggulangan kebakaran.
Ahmad Suparlan berharap pemimpin Kota Cimahi yang akan datang tidak hanya fokus pada pengadaan armada baru, tetapi juga memperkuat infrastruktur, sumber daya manusia, serta strategi mitigasi kebakaran yang lebih komprehensif.
Tanpa langkah strategis dan investasi yang cukup, risiko kebakaran di Cimahi bisa menjadi ancaman yang lebih besar di masa depan. *Deri
0 Comments