Kota Cimahi ll Wartapolitan – Kiprah Bapak Achmad Sobur dalam membina dan melestarikan pencak silat melalui Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana kini berbuah prestasi strategis di tingkat nasional. Melalui pendekatan pembinaan yang berorientasi pada karakter, tradisi, dan prestasi, paguron ini berhasil menjadi Juara Umum di berbagai kompetisi prestisius tahun 2025, menegaskan peran vitalnya dalam penguatan ekosistem pencak silat Indonesia.
Dalam ajang Festival Pencak Silat Kemenpora 2025 yang digelar di Depok pada 25–26 Oktober 2025, Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana tampil dominan dan berhasil menyabet Juara 1 Nasional. Keberhasilan ini bukan sekadar kemenangan teknis, tetapi representasi dari hasil pembinaan jangka panjang yang berakar pada filosofi pencak silat Sunda ngajaga diri, ngadegkeun ajen-inajen budaya bangsa.
Sementara itu, dalam Pasanggiri PPSI, perguruan sahabat Gagak Lumayung turut mencatatkan diri sebagai Juara Umum, memperkuat posisi Jawa Barat sebagai pusat kekuatan dan regenerasi pesilat tradisional nasional. Kolaborasi antar-paguron ini menjadi model sinergi baru antara pelestarian seni tradisi dan pembinaan prestasi modern.
Momentum strategis juga tercipta di ajang Beka Porda, di mana Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana berperan besar dalam mengantarkan Kontingen Cimahi menjadi Juara Umum Wilayah 4, sekaligus memastikan langkah menuju Porprov Jawa Barat dengan posisi unggulan. Tak hanya prestasi tim, salah satu siswa Achmad Sobur dinobatkan sebagai Pesilat Terbaik, menandakan efektivitas sistem pelatihan berbasis karakter dan kedisiplinan khas paguron tradisional.
“Pencak silat bukan sekadar olahraga, melainkan strategi kebudayaan. Kami membina pesilat agar menjadi manusia berkarakter kuat, berbudaya tinggi, dan berdaya saing nasional,” tegas Achmad Sobur, pelatih utama sekaligus penggerak pelestarian budaya Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana.
Keberhasilan ini mencerminkan visi strategis pembinaan yang diterapkan Achmad Sobur:
1. Rekonstruksi Nilai Tradisi – Menghidupkan kembali filosofi silat sebagai warisan moral dan spiritual bangsa.
2. Regenerasi Berbasis Prestasi – Menyiapkan kader muda pesilat berdaya saing di level provinsi hingga nasional.
3. Kolaborasi Antar-Paguron – Memperkuat jaringan PPSI dan memperluas ruang pelestarian budaya pencak silat di era modern.
Melalui pendekatan ini, Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana tidak hanya tampil sebagai lembaga pembinaan, tetapi juga sebagai model strategis pelestarian budaya dan pembentukan karakter bangsa melalui olahraga tradisional.
Prestasi bertubi-tubi yang diraih di tahun 2025 menegaskan satu hal: pelestarian budaya dan prestasi olahraga bukan dua hal yang terpisah — melainkan dua sayap yang membuat pencak silat Indonesia terbang tinggi di pentas dunia.
Salah satu siswa binaan Achmad Sobur bahkan dinobatkan sebagai Pesilat Terbaik, menegaskan keberhasilan metode pelatihan yang tidak hanya menekankan pada teknik, tetapi juga pada nilai-nilai kejujuran, hormat, dan tanggung jawab.
“Prestasi ini bukan semata-mata hasil latihan fisik, tapi juga buah dari pembinaan karakter dan cinta budaya. Kami ingin menunjukkan bahwa pencak silat bukan hanya olahraga, melainkan jati diri bangsa,” ujar Achmad Sobur, pelatih utama Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana.
Dengan rangkaian prestasi tersebut, Paguron Ciung Wanara Kidang Kencana kian dikenal sebagai salah satu paguron yang konsisten melestarikan dan mengembangkan seni bela diri pencak silat di Jawa Barat, khususnya di wilayah Cimahi dan sekitarnya. **Redaksi/Gani**

0 Comments