Tak Membenarkan yang Salah, Devina Ciputri Kunjungi Kedua Belah Pihak Terkait Kasus Nenek Asyah di Cianjur



Cianjur l WartaPolitan.com - Dengan hati penuh kepedulian, Devina Ciputri menempuh perjalanan lebih dari 4 jam dari Jakarta ke Cianjur untuk mendatangi langsung dua pihak yang terlibat dalam kasus Nenek Asyah, lansia berusia 73 tahun yang menjadi korban kesalahpahaman dan tindakan kekerasan.

Devina tidak hanya menjenguk Nenek Asyah yang masih dalam masa pemulihan, tetapi juga menyempatkan diri mengunjungi anak kecil yang ikut terlibat dalam kejadian tersebut—anak yang awalnya hanya membantu sang nenek, namun kini justru menjadi sasaran hujatan dan tekanan sosial.

Dalam kunjungannya ke rumah Nenek Asyah, Devina didampingi oleh timnya, kepala desa, dan kuasa hukum dari pihak keluarga. Devina bersilaturahmi, mendengarkan kronologi dari keluarga secara langsung, dan memberikan sedikit bantuan untuk meringankan pengobatan sang nenek.

Suasana penuh haru menyelimuti pertemuan itu. Nenek Asyah masih kesulitan bicara karena trauma, dan hanya bisa menangis saat Devina memegang tangannya dan menenangkan dengan pelukan hangat. Keempat anaknya juga ikut menangis di pelukan Devina, mengungkapkan luka batin yang selama ini mereka simpan.

Namun Devina tak hanya berhenti di satu sisi. Ia juga mendatangi keluarga dari anak kecil yang berada di lokasi saat kejadian. Kepada keluarga tersebut, Devina menyampaikan bahwa ia tidak membenarkan tindakan kekerasan yang dilakukan ayah sang anak—yang kini tengah menjalani proses hukum.

“Yang salah tetap salah, saya tidak membela pelaku kekerasan. Tapi anak ini tidak salah. Dia hanya membantu nenek yang kesulitan berjalan, dan niat baiknya malah berujung trauma. Saya tidak ingin dia tumbuh dengan rasa bersalah yang bukan miliknya,” ujar Devina.

Anak tersebut juga bercerita langsung kepada Devina, didampingi ibunya. Dengan polos, ia menjelaskan bahwa ia hanya ingin membantu Nenek Asyah karena merasa kasihan. Cerita itu membuat Devina terdiam, dan semakin yakin bahwa keadilan harus berpihak pada kebenaran—tanpa menyakiti pihak yang tidak bersalah.

Langkah Devina Ciputri ini menjadi contoh nyata bahwa kepedulian tidak harus memihak secara buta. Ia memilih hadir untuk semua yang terdampak, dan menjadi ruang aman bagi mereka yang tak mampu bersuara.

“Saya hanya ingin jadi jembatan, bukan hakim. Saya ingin memastikan bahwa kebaikan tetap punya tempat. Dan anak-anak yang tak bersalah tidak harus menanggung beban dari kesalahan orang dewasa,” tutup Devina.** Dri**

Post a Comment

0 Comments