Pemkot Cimahi Gelar Festival Social Studies Sekolah Tahun 2025," Sekolah Siaga Kependudukan".

Wartapolitan.com ll Cimahi - Pemerintah Kota Cimahi menggelar Acara Festival Social Studies Sekolah Siaga Kependudukan (SSK) Tingkat Kota Cimahi Tahun 2025. di Ballroom Mal Pelayanan Publik, Rabu (19/11/2025).

Acara ini menjadi Puncak rangkaian penutupan dari lomba kependudukan yang diselenggarakan sejak 20 Oktober hingga 15 November 2025 yang diadakan oleh Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kita Cimahi bersama Dinas Pendidikan Kota Cimahi, serta melibatkan berbagai pihak mulai dari kepala sekolah, guru, pengawas hingga mitra komunitas.

Wakil walikota Cimahi, Adhitia Yudisthira menegaskan bahwa Festival Social Studies ini bukan hanya ajang lomba," tetapi juga upaya strategis Pemerintah untuk menyiapkan generasi muda menuju Indonesia Emas," Ujar Adhitia

Menurutnya, anak-anak yang hari ini menjadi peserta lomba akan berada pada usia produktif dua dekade mendatang, sehingga perlu dibekali pemahaman kependudukan yang kuat sejak dini.

" Ini adalah bukti dan wujud nyata bahwa Pemerintah Kota Cimahi itu selalu peduli terhadap generasi muda yang merupakan investasi untuk masa depan kita yang kita cintai ini," Ungkapnya 

Adhitia juga menyoroti persoalan utama yang dihadapi Kota Cimahi, yakni terkait kepadatan penduduk yang terus meningkat seiring pertumbuhan ekonomi. Adhitia menggambarkan bagaimana keterbatasan ruang membuat berbagai persoalan sosial muncul lebih cepat," khususnya dikawasan yang padat penduduknya," Terangnya

Sambung, Adhitia, Melalui kegiatan SSK ini, Pemerintah berharap anak-anak memiliki kesadaran untuk menjadi bagian dari solusi di masa depan.

Selain itu, Adhitia menekankan bahwa tantangan terbesar generasi muda saat ini bukan hanya persoalan kependudukan, melainkan juga darurat literasi.

Lebih lanjut, Adhitia mengapresiasi adanya lomba penelusuran sejarah dan destinasi budaya di Cimahi yang menghadirkan ekplorasi 49 situs sejarah. Adhitia menilai kegiatan tersebut sangat relevan untuk membentuk jati diri anak-anak Cimahi agar tidak mengalami darurat identitas," di mana sebagian generasi muda justru merasa lebih dekat dengan kota lain dibandingkan kotanya sendiri".

Adhitia juga berpesan agar generasi muda harus bangga menjadi warga Cimahi. " Kalian harus bangga jadi anak Cimahi. Tempat kalian besar, tumbuh, berkembang. Dan tidak saya titip, bawa nama baik Kota Cimahi kedepan," Harapnya 

Selain aspek literasi, Wakil Wali Kota Cimahi juga menyoroti isu kesehatan mental yang kini menjadi tantangan besar bagi generasi muda. Adhitia menyampaikan bahwa data menunjukkan banyak kasus gangguan mental di kota Cimahi, dan kondisi sosial ekonomi modern turut memberikan tekanan berat kepada anak-anak. 

Menurutnya, pendekatan pendidikan saat ini harus lebih empatik serta mendengarkan perasaan anak agar tercipta generasi yang bahagia, bukan generasi yang mudah marah atau tersinggung.

" Saya titip mengenai mental health anak-anak kita. Saya ingin anak-anak di Cimahi itu betul-betul menjadi generasi yang Happy, Bukan generasi yang mudah marah," Jelasnya

Sementara itu, Kepala DP3AP2KB Kota Cimahi, Fitriani Manan, menyampaikan bahwa sekolah Siaga Kependudukan merupakan Program strategis yang mengintegrasikan materi pembangunan keluarga, kependudukan, dan keluarga berencana ke dalam kegiatan pembelajaran sekolah.

" Program ini bertujuan mempersiapkan generasi muda yang memiliki perencanaan matang, memahami relasi antara jumlah penduduk, kualitas SDM, dan pembangunan berkelanjutan, serta siap menyongsong Indonesia Emas 2045." Ujarnya 

Fitriani menjelaskan bahwa SSK dijalankan melalui berbagai mata pelajaran, kegiatan ekstrakurikuler, bimbingan konseling, serta penyediaan pojok kependudukan di sekolah.

Pada pelaksanaan tahun ini," sebanyak 33 SMP negeri dan swasta turut serta dalam lomba SSK, dan hanya 10 sekolah yang berhasil melaju ke babak final." Terangnya 

Berbagai lomba dihadirkan, seperti jelajah Situs Sejarah kota Cimahi yang menekankan penelusuran terhadap 49 situs bersejarah. Melalui kegiatan ini, Fitriani menegaskan bahwa SSK tidak hanya menjadi ruang kompetisi, tetapi juga pembelajaran bagi siswa untuk menumbuhkan sikap dan perilaku berwawasan kependudukan.

" Pada kegiatan ini, berharap mampu mengajarkan nilai tanggung jawab, perencanaan masa depan,hingga ketahanan keluarga yang penting ditengah dinamika sosial dan perkembangan teknologi saat ini," Pungkas Fitriani ** Dendi ** 

Berbagi :