Keracunan MBG Berulang, GMNI Cianjur Mendesak Pertanggung Jawaban Penyedia Makanan Yang Terbukti Lalai


CIANJUR ll Wartapolitan - Melihat situasi dan kondisi hari ini dan kebelakang DPC GMNI Kabupaten Cianjur mengecam keras terhadap berulangnya kasus keracunan massal yang kembali terjadi yang diakibatkan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Per 11 September 2025, sebanyak 36 siswa dari SDN Salakawung dan SMP Budi Luhur di Desa Sarampad, Kecamatan Cugenang kembali mengalami gejala keracunan berupa mual, muntah, dan pusing setelah menyantap makanan MBG yang diduga mengandung zat berbahaya. Jum'at 12/9.

Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia ( GMNI) kabupaten Cianjur menilai, Ini bukan lagi insiden tetapi ini kebobrokan sistemik. 

Menurut Rama Agusrama Tunggara mengatakan, sejauh ini kita sudah mencatat bahwa kasus ini bukan kali pertama terjadi di cianjur. Sebelumnya, pada April 2025, 165 siswa dari MAN 1 Cianjur dan SMP PGRI I juga mengalami hal serupa. Artinya, sudah lebih dari 200 siswa di Cianjur menjadi korban program yang sejatinya ditujukan untuk meningkatkan gizi anak-anak sekolah.

Beberapa sikap GMNI yang menyatakan, 
MBG di cianjur telah gagal secara struktural dan tujuannya, Program MBG hari ini tidak lagi mencerminkan keberpihakan kepada rakyat kecil, tetapi berubah menjadi alat proyek yang abai pada keselamatan. Ini adalah bentuk nyata pengkhianatan terhadap Marhaen-anak-anak rakyat jelata yang hari ini justru diracuni oleh sistem negara yang seharusnya melindungi mereka.

Adanya tindakan aparatur secara tegas bukan hanya evaluasi, "Cabut izin penyedia makanan yang terbukti lalai ".

Berikan sanksi pidana bila ditemukan unsur kelalaian berat atau kesengajaan. Audit secara menyeluruh, seluruh rantai distribusi MBG di Cianjur oleh lembaga independen dan Tinjau seluruh aspek dari mulai SOP, Manajmen dapur, SDM, dan bahan baku yang di gunakan

Tambanya, Hentikan MBG sementara di cianjur sampai sistemnya aman serta kami menuntut pemerintah daerah menghentikan sementara program MBG di seluruh sekolah di Cianjur sampai jaminan mutu, keamanan pangan, dan distribusi diaudit total secara terbuka dan melibatkan masyarakat sipil.

Satu lagi segera berikan konpensasi dan pendampingan secara penuh kepada para korban. Jangan sampai puluhan siswa yang dirawat di Puskesmas Cugenang, dan puluhan lainnya yang mengalami gejala ringan, berhak mendapat perawatan lanjutan dan kompensasi dari negara. Jangan bebani orang tua siswa yang sudah cukup menderita.

Dari sisi prinsip ideologis Bung kamo mengajarkan bahwa politik harus menyentuh isi perut rakyat, bukan meracuninya. Apa yang terjadi hari ini adalah contoh tragis dari politik populis tanpa tanggung jawab. Kami tidak akan diam ketika generasi masa depan bangsa diperlakukan seperti objek eksperimen kebijakan yang buruk.

"Anak-anak sekolah adalah pewaris bangsa, bukan korban proyek gagal".

Kami, GMNI Kabupaten Cianjur, berdiri di pihak rakyat. Kami akan terus mengawal, mendampingi korban, dan mendesak pertanggungjawaban hingga ke akar sistem. Bila perlu, kami akan turun ke jalan bersama rakyat menuntut keadilan. Ungkapnya. ** Deri Lesmana**

Post a Comment

0 Comments